Senin, 17 September 2012

Artikel & Puisi

Artikel  & Puisi


 Artikel ::
"CINTA TANAH AIR"

Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air & bangsa, kalau tidak, mungkin saat ini kita bangsa Indoneia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya dibandingkan pulau Bali saja masih luasan pulau Bali. Kita harus sangat terimakasih kepada para tokoh yang mencentuskan pembentukan organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, para pencetus Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya proklamasi 17 Agustus 1945. Mereka adalah contoh paling pas untuk dijadikan tokoh-tokoh nasionalis tulen yang cintanya pada tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri yang kita harus hormati sepanjang masa.

Puisi ::

Potret Negeri

Aku berdiri menatap langit bangsaku…biru, abu-abu…lalu menghitam
Lukisan indah alam negeri berubah menjadi pemandangan penuh haru
Di setiap sudut bumi pertiwi menangis…sedu sedan..
Perut membuncit, raga hanya belulang yang sesaat lagi akan patah

Ibu pertiwi…aku tak pernah lagi melihat senyummu
Tak jua kembali aku mendengar petuah-petuahmu
Yang ada kini kau membisu diantara keluh kesah anak negeri
Semakin hari semakin membuatmu nelangsa

Tanah airku tak lagi punya belantara, laut melepas, atau gunung menjulang
Panas, datar, bah, api, kerontang, hitam mengabu, semuanya kini jadi warnamu
Menangisku hampir membakar pelupuk mata…sendu…pilu…
Sementara sanubariku terpekur, tak sanggup menatap dunia

Ibu pertiwi tiba-tiba menamparku, berkali-kali, bertubi-tubi !
Sakit, perih, tapi aku merasakan kasih yang selama ini hilang ditelan kesombongan
Mataku terbelalak saat hutanku terbakar, lautku tercemar, dan gunungku meletus
Bah menelan tempat tinggal kami, asap membumbung menyesakkan dada

Rasanya tak ada lagi waktu untukku terisak kembali
Menatap negeri tercinta dalam lahat kehancuran
Indonesia, aku tak ingin kehilangan tanah kelahiranku
Tanah yang akan dan selamanya menjadi tumpah darahku

Kurajut asa lukisan negeri ini hanya sepintas lalu…
Berlalu..berlalu..dan berganti potret abadi bersama Indonesia sejati
Biarlah nanti lukisan pedih tanah air terbingkai dalam kenangan
Karena cinta akan membawa kedamaian dan kebaikan
Kapanpun…dimanapun…siapapun…dan selamanya…
Aek Nabara, 2008
#

By hasti dwi nugrahani on Apr 8, 2008 | Reply

warnanya biru
langit luas dalam cengkraman awan gelap
warnanya biru
lautan dan ombak yang tak pernah mesra
warnanya hitam
tanah gersang dan batang pohon yang berderak rapuh
warnanya hitam
luapan lumpur rawa yang menghisap pepohonan
negeri ini tak indah lagi
tanah ini tak hangat lagi
jiwa
#

By hasti dwi nugrahani on Apr 8, 2008 | Reply

Cintaku pada negeri ini

warnanya biru
langit luas dalam cengkraman awan gelap
warnanya biru
lautan dan ombak yang tak pernah mesra
warnanya hitam
tanah gersang dan batang pohon yang berderak rapuh
warnanya hitam
luapan lumpur rawa yang menghisap pepohonan
negeri ini tak indah lagi
tanah ini tak hangat lagi
jiwa jiwa merapuh dalam asa yang senyap
karena rumput dan bunga tak lagi bisa teriak, bernyanyi atau mengeluh
namun kakiku berpijak disini
dan menyirami mimpi dengan air mataku
tanah airku adalah pembangun cinta
dan aku adalah jiwa yang ditumbuhkannya
aku mencintai seluruh tanah yang gersang dan retak
seluruh lautan yang senyap oleh ikan yang berlalu
dan saat airmataku tak lagi mampu menumbuhkan harapan
darahku mengalir disana untuk sebuah asa kehidupan
#

By paundra on Apr 9, 2008 | Reply

oleh : paundra

judul puisi : * kami pewaris negeri ini *

kami disini…
menatap langit membelah cakrawala tanah air kami
tak apa,
bersandal jepit kami bersekolah
kadang tak beralas ini kaki dengan sepatu model terbaru
melewati tanah basah kaki-kaki kami
dimana tersiram hujan sawah padi menguning
menelusuri ngarai sungai
berlari kami pada tanah pertiwi,hijau menghampar surga hutanku
sesekali menyeka peluh pada wajah
peluh jatuh dari badan karena cinta pada negeri
karena cita-cita tanah air gemilang ada pada puncak jiwa kami
tak gentar kami bila badai hujan menghadang
dimana membasahi baju dan tas terbuat dari anyaman bambu
karena kami tahu membangun tanah air adalah mulia

gunung krakatau menampakan kegagahanya
karang dihantam deburan ombak mengila
tetap kokoh ia berdiri
jiwa semangat ditempa sang guru
agar tak menjadi generasi cengeng

lihat…!
matahari mulai menampakan sinar cahayanya
berlari kita bersama
menuju indonesia bangkit
karena kami pewaris negeri ini.

sidoarjo april* 2008………
#

By paundra on Apr 9, 2008 | Reply

NB : berlari kami pada tanah pertiwi,hijau menghampar surga hutan negeri kami ( maaf bukan hutanku..,terimaksih)
#

By paundra on Apr 9, 2008 | Reply

oleh: paundra

judul puisi : ” selamat berjuang anak-anak’ku…”

kamu tahu apa itu cinta kepada tanah air?
pegang ini buku dan pena, kau gali ilmu dari jiwa-jiwa para guru-gurumu.agar kau menjadi generasi cerdas
bangsa yang besar tak akan ada !
bila kau berdiam pada kebodohan dirimu
cinta kepada tanah air,tak akan ada dalam jiwamu,
bila kau tak menghargai para jasa pahlawan bangsamu
sekarang sudah tiba waktunya kau tumpahkan semangat dalam jiwa dan ragamu.untuk membangun tanah airmu
sana..! berangkatlah..!
sinsingkan lengan bajumu,
doaku ada dalam dirimu
” selamat berjuang anak-anak’ku…”

sidoarjo april*2008……..
#

By Wendie Razif Soetikno, S.Si., MDM on Apr 9, 2008 | Reply

NEGERI YANG TERLUKA

Ibu pertiwi seperti buku yang tergeletak,
lupa tak tersentuh,
dan membiarkan anak negeri berlari dengan senja,
setelah lelah menantang mentari pagi.

Ibu pertiwi seperti Durga yang terbelalak,
melihat tugu yang runtuh,
dan membiaskan rona yang berbusur seroja,
menuju ke pusara yang diguyur doa dan sesaji,
Visit Indonesia, Enjoy Jakarta, Stay with us …..
But what for ???
#

By Febry abrar on Apr 10, 2008 | Reply

Satu Buat Ibu Pertiwi

Negri Langit Biru
Dalam dongeng Ibuku…
Tentang Tanah harum
Di Ujung Pulau
Yang Kehilangan Bapa
Sunyinya nyanyian
Anak-anak seribu pulau

Rataplah….
Senyum-senyum awan
Yang Hampir Pudar
Bunga-bunga indah
Yang Berguguran
Hilangnya Buaian-buaian angin
Yang Lembut
Tentang benang-benang
Yang kusut
Kaca-kaca yang retak
Dalam keluh kesahnya

Dekaplah…
Seribu pulau yang sedang piatu
Taburkan Bunga-bunga
Yang Kembali Mekar
Rentangkan benang-benang yang kusut
Satukan kaca-kaca yang retak
Dalam Satu Ibu

Agar Awan-awan Kembali Tersenyum
Dalam persembahahan
Nyanyian Anak-anak Seribu pulau
Untuk Satu
Ibu Pertiwi.

Febry abrar
Banjarmasin 10 april 2008
#

By zie_noer on Apr 10, 2008 | Reply

antara aku,angin, dan bangsaku

kala itu aku tersindir
oleh desir angin yang mengisyaratkan kegetiran
kalau bukan karena firman tuhan
aku tak akan sudi lagi menari
di atas hamparan mega birumu
tak sudi aku menyaksikan bangsamu
yang dipenuhi darah amarah

diamlah kau angin!
jangan kau salahkan bangsaku
kau hanya bisa mencibir
menyebarkan kejelekan bangsaku kenegeri-negeri tetangga
tidakkah kau ingat di negeri siapakah kau sedang menari
negeriku negeri suci
bangsaku bangsa beradab!

kesucian negerimu hanyalah rekayasa belaka
berapa juta galon darah tertumpahkan di negerimu
atas nama kesucian menurut versi bangsamu
kau kemanakan daftar orang-orang hilang
yang sampai aku serenta ini
tidak ada kabar yang jelas
itupun atas nama keberadaban
menurut versi bangsamu

sindiran itu masih mengabut dalam kalbuku
mengaburkan pandangan cintaku pada ibu pertiwi
akankah kecintaanku pada negeri ini luntur
akankah kidung cinta yang senentiasa kudendangkan pada ibu pertiwi harus terhenti

tak mungkin aku memandang sebelah mata
pada tanah airku yang kucinta
wahai dunia
tunggulah saatnya
ketika bangsaku telah sembuh
mercusuar dunia akan berada dalam tangan kami!

sang angin tersenyum sinis
dianggapnya aku bangsa bedebah yang membual
ia berlalu sambil berkata
semoga tuhan memberimu keberuntungan

ngayogyakarta hadiningrat
segaris dengan puncak merapi
10 April 2008
#

By Ahmad Nur Irsan Finazli on Apr 10, 2008 | Reply

Salam kemerdekaan INDONESIA, MERDEKA, ALLAHU AKBAR…!
#

By zie_noer on Apr 10, 2008 | Reply

surat untuk kawan seperjuangan

‘desaku yang kusinta’
‘pujaan hatiku’
kawan,nyanyian itu masih kuingat betul
beberapa generasi setelah kita sering menembangkannya
nyanyian itu adalah ikrar cinta mereka pada ibu pertiwi
sungguh sayang
mengapa ikrar cinta yang sering mereka nyanyikan
kini tak lagi terdengar
apakah generasi setelahnya tak lagi mengenal

kawan,mungkin aku salah mempermasalahkannya
dunia ini telah berubah
umat manusia sudah terlalu akrab dengan istilah globalisme
tapi, apakah bangsa ini akan mampu hidup hanya dengan globalisme
yang menurutku hanyalah istilah gombal belaka

tidak kawan,globalisme tak akan mampu mencukupi kebutuhan bangsa ini
bangsa ini butuh reinkarnasi bung karno dan bung hatta
kita butuh proklamator handal
bukan provokator yang sering kita saksikan dalam layar kaca

kawan, hati ini sebenarnya menangis
ketika menyaksikan pertikaian bangsa kita sekarang
itukah penghargaan mereka terhadap jutaan kusuma bangsa yang berjuang angkat senjata

kawanku,mungkin sudah bukan waktunya lagi kita mengurusi bangsa ini
sudah banyak peluh mengucur demi sejengkal tanah air kita
berbagai pangkat dan jabatan pernah kita duduki
lebih baik kita duduk tentram bersama anak cucu kita
menyaksikan kedurhakaan penghuni tanah ini

kawanku,walaupun kita pernah berjuang untuk bangsa ini
jangan sakit hati bila saat mati kita disebut pengkhianat

ngayogyakarta hadiningrat
10 april 2008
#

By Fien Prasetyo on Apr 11, 2008 | Reply

Bangun…!!!

Silam tangisku memecah sunyi bumi pertiwi
Jadi hingar diantara bingar terdengar
Seperti menjamu tamu anak negeri
Dielu…dipuja…penuh selaksa harap

Aku masih diam meski jiwa merayu
Masih menggeleng tatkala kawan menyeru
Turun ke jalan…
Satu…dua sahabat masih setia padamu
Yang lain sudah digerogoti kebebasan tak terbatas

Lantang…tegap…katanya bela engkau
Bakar mimpi-mimpi busuk yang terlanjur merasuk

Rasanya tak usah tangisi langit negeri
Tak perlu jua menantang mendung bergemuruh
Karena sudah ada angin yang menghalau
Pelangi terkembang memanjang, usai itu…

Bangun saja dari tidur panjang dengan segepok pintalan mimpi
Malu menelusup karena bangsa ini tak pernah terlelap
Selalu terjaga untuk menjaga
Menguntai bhineka menjadi satu asa
Mematri cinta yang terlanjur dirasa
Jauh dalam jiwa ragawi…tak terbalas…

Aek Nabara, 2008
#

By Iva on Apr 11, 2008 | Reply

Penyakit dan Bangkit

Badannya penuh borok
mukanya penuh jerawat bernanah
kulitnya ditumbuhi bisul beringas
semua menambah bebannya

Hamparan kulit mulus yang dulu ku lihat
hancur tercabik-cabik luka
luka durjana karena bakteri yang memiliki otak pintar
pintar membuat luka di dalam hatinya

Jantung yang tertusuk perasaan marah
namun hanya gempa dan bencana yang dapat membalasnya
walaupun sudah berjuang melepas cinta
dalam tumbuhnya benih-benih pohon harapan
namun yang ada masih saja polusi laknat
untuk kegemukan segelintir kuman penyakit

Biarkan aku menjadi ulat
walaupun menjijikkan namun bisa menjadi kupu-kupu
yang memperindah parasmu

biarkan aku menjadi pohon
yang akan tumbuh kokoh beranak pinak
yang menyembuhkan lukamu

biarkan aku menjadi diriku
yang mencintaimu apa adanya
karena hanya turut menanggung hutang
dari orang yang tidak merasa harus bertanggung jawab

biarkan doaku menyelimutimu
biarkan cintaku membakar semua kelam sejarahmu
sekarang kita akan bangkit bersama
menyongsong hari esok yang cemerlang
yang tiada luka

matilah semua durjana
perusak bangsa, penyakit semesta.
damailah bangsaku, puaslah rakyatku.
#

By Ainun on Apr 11, 2008 | Reply

Indonesiaku………..
Kau Tak Lagi Harum Mewangi
Hutan Mu Tak Lagi Perawan Sejati
Karena Telah Di Jamah Di Kotori Dan Di Perkosa
Oleh Tangan Manusia Yang Tak Bertanggung Jawab
Mereka Tebangi, Mereka Bakar Dan Mereka Curi

Tanahmu Telah Di Nodai
Bumimu Yang Asri Kini Menangis Sedih
Karena Mereka Sudah Di Cemari
Lautmu Nan Indah telah Dikotori

nanti kalau ada lagi bolehkan pak?
#

By makaribi on Apr 11, 2008 | Reply

SURAT BUAT GENERASI BERIKUTNYA.
:Indonesia 11 April 2008

Dalam remang cahaya lampu, kutulis surat untukmu.
Agar setiap kenangan terawetkan dalam tulisan.

1\ : Buat Anakku nanti
jika kau telah mampu membaca tulisan ini
mungkin saat itu kau mulai melawan hari
Aku ingin ceritakan tentang hariku dan negeriku
saat masih pagi dan langit biru
sebiru hati ditengah udara kota bertuba
Kupilih kupilah kenangan yang ada
hingga kuingat saat tumbuh ditanah tercinta
tanah yang hijau dengan langit seluas samuderanya.
aku lahir disebuah pulau
pulau terpadat dari puluhan ribu pulau
tapi yang ingin kuceritakan bukan tentang keindahannya
bukan tentang kekayaan alamnya, bukan pula
tentang ramahtamah penduduknya, bukan pula
tentang kesuburan dan kesejahteraannya
cukuplah kiranya kaudapatkan cerita itu
dari dongeng guru sejarahmu.

2\ : Janganjangan negeri kita telah digadaikan
Hari ini utang kita menumpuk, sudah sangat menumpuk
kuingin tahu darimu saat kau dewasa,
utang itu berkurang atau bertambah berapa ?
aku tak tahu bagaimana sebabnya
negeri yang kaya kekayaan alamnya
bisa miskin begini rupa
seperti tikus mati dilumbung padi.
tidak, aku tidak ingin ceritakan tentang rentenir
yang sering datang kesini
dan suka mencampuri urusan dalam negeri
aku juga tak ingin ceritakan tentang tetangga kita
diseberang samudera, yang menguras kekayaan alam kita
dan hanya meninggalkan sampahnya
dan suka pula mengintimidasi dengan senjata
tidak, aku tidak ingin ceritakan itu semua
aku juga tidak ingin menceritakan pejabat, pegawai
atau temanteman yang suka korupsi dana APBD atau APBN,
ditambah kolusi dan nepotisme disingkat KKN.
aku tak ingin menceritakannya, karena bisabisa aku diseretnya juga
aku ini bukan orang suci atau ulama
jadi jangan paksa aku menghakiminya,
tapi jangan cobacoba jadi koruptor
jika tak ingin gelisah tidurmu, atau ketangkap dan tekor.
tapi tenang jika kau dijebak atau menjebakkan diri dalam korupsi
tidak akan kau dihukum mati, apalagi jika kau bisa negoisasi
itu lebih bagus lagi, kau bisa dibebaskan atau setidaknya diringankan.
ah sudahlah jangan diperpanjang.

3\ : hari ini kita makin susah
aku hanya ingin ceritakan padamu
kemarin ada ibuibu membunuh anakanaknya dan dirinya sendiri
karena kabarnya sudah tak mampu lagi beli nasi.
susah cari kerjaan
maka banyak peminta dijalanjalan
ingin kukasih setiap orang
apa boleh buat, buat makan aja paspasan.
ada juga kisah gadis diperkosa,
banyak yang kira nafsu pemicunya
tapi kukira juga karena nikah mahal biaya
apalagi belum punya kerja
ada lagi cerita, orangorang keluar negeri jadi tenaga kerja
disana mereka disiksa, pulang hanya tinggal nama.
yang paling mengerikan perampokan dengan pembunuhan
tak bisa kubayangkan, dirimu hartaku satusatunya
dirampas dan diperbudak jaman.



·  Potret Negeri
Aku berdiri menatap langit bangsaku…biru, abu-abu…lalu menghitam
Lukisan indah alam negeri berubah menjadi pemandangan penuh haru
Di setiap sudut bumi pertiwi menangis…sedu sedan..
Perut membuncit, raga hanya belulang yang sesaat lagi akan patah
Ibu pertiwi…aku tak pernah lagi melihat senyummu
Tak jua kembali aku mendengar petuah-petuahmu
Yang ada kini kau membisu diantara keluh kesah anak negeri
Semakin hari semakin membuatmu nelangsa
Tanah airku tak lagi punya belantara, laut melepas, atau gunung menjulang
Panas, datar, bah, api, kerontang, hitam mengabu, semuanya kini jadi warnamu
Menangisku hampir membakar pelupuk mata…sendu…pilu…
Sementara sanubariku terpekur, tak sanggup menatap dunia
Ibu pertiwi tiba-tiba menamparku, berkali-kali, bertubi-tubi !
Sakit, perih, tapi aku merasakan kasih yang selama ini hilang ditelan kesombongan
Mataku terbelalak saat hutanku terbakar, lautku tercemar, dan gunungku meletus
Bah menelan tempat tinggal kami, asap membumbung menyesakkan dada
Rasanya tak ada lagi waktu untukku terisak kembali
Menatap negeri tercinta dalam lahat kehancuran
Indonesia, aku tak ingin kehilangan tanah kelahiranku
Tanah yang akan dan selamanya menjadi tumpah darahku
Kurajut asa lukisan negeri ini hanya sepintas lalu…
Berlalu..berlalu..dan berganti potret abadi bersama Indonesia sejati
Biarlah nanti lukisan pedih tanah air terbingkai dalam kenangan
Karena cinta akan membawa kedamaian dan kebaikan
Kapanpun…dimanapun…siapapun…dan selamanya…
Aek Nabara, 2008
·  By hasti dwi nugrahani on Apr 8, 2008 | Reply
warnanya biru
langit luas dalam cengkraman awan gelap
warnanya biru
lautan dan ombak yang tak pernah mesra
warnanya hitam
tanah gersang dan batang pohon yang berderak rapuh
warnanya hitam
luapan lumpur rawa yang menghisap pepohonan
negeri ini tak indah lagi
tanah ini tak hangat lagi
jiwa
·  By hasti dwi nugrahani on Apr 8, 2008 | Reply
Cintaku pada negeri ini
warnanya biru
langit luas dalam cengkraman awan gelap
warnanya biru
lautan dan ombak yang tak pernah mesra
warnanya hitam
tanah gersang dan batang pohon yang berderak rapuh
warnanya hitam
luapan lumpur rawa yang menghisap pepohonan
negeri ini tak indah lagi
tanah ini tak hangat lagi
jiwa jiwa merapuh dalam asa yang senyap
karena rumput dan bunga tak lagi bisa teriak, bernyanyi atau mengeluh
namun kakiku berpijak disini
dan menyirami mimpi dengan air mataku
tanah airku adalah pembangun cinta
dan aku adalah jiwa yang ditumbuhkannya
aku mencintai seluruh tanah yang gersang dan retak
seluruh lautan yang senyap oleh ikan yang berlalu
dan saat airmataku tak lagi mampu menumbuhkan harapan
darahku mengalir disana untuk sebuah asa kehidupan
·  By paundra on Apr 9, 2008 | Reply
oleh : paundra
judul puisi : * kami pewaris negeri ini *
kami disini…
menatap langit membelah cakrawala tanah air kami
tak apa,
bersandal jepit kami bersekolah
kadang tak beralas ini kaki dengan sepatu model terbaru
melewati tanah basah kaki-kaki kami
dimana tersiram hujan sawah padi menguning
menelusuri ngarai sungai
berlari kami pada tanah pertiwi,hijau menghampar surga hutanku
sesekali menyeka peluh pada wajah
peluh jatuh dari badan karena cinta pada negeri
karena cita-cita tanah air gemilang ada pada puncak jiwa kami
tak gentar kami bila badai hujan menghadang
dimana membasahi baju dan tas terbuat dari anyaman bambu
karena kami tahu membangun tanah air adalah mulia
gunung krakatau menampakan kegagahanya
karang dihantam deburan ombak mengila
tetap kokoh ia berdiri
jiwa semangat ditempa sang guru
agar tak menjadi generasi cengeng
lihat…!
matahari mulai menampakan sinar cahayanya
berlari kita bersama
menuju indonesia bangkit
karena kami pewaris negeri ini.
sidoarjo april* 2008………
·  By paundra on Apr 9, 2008 | Reply
NB : berlari kami pada tanah pertiwi,hijau menghampar surga hutan negeri kami ( maaf bukan hutanku..,terimaksih)
·  By paundra on Apr 9, 2008 | Reply
oleh: paundra
judul puisi : ” selamat berjuang anak-anak’ku…”
kamu tahu apa itu cinta kepada tanah air?
pegang ini buku dan pena, kau gali ilmu dari jiwa-jiwa para guru-gurumu.agar kau menjadi generasi cerdas
bangsa yang besar tak akan ada !
bila kau berdiam pada kebodohan dirimu
cinta kepada tanah air,tak akan ada dalam jiwamu,
bila kau tak menghargai para jasa pahlawan bangsamu
sekarang sudah tiba waktunya kau tumpahkan semangat dalam jiwa dan ragamu.untuk membangun tanah airmu
sana..! berangkatlah..!
sinsingkan lengan bajumu,
doaku ada dalam dirimu
” selamat berjuang anak-anak’ku…”
sidoarjo april*2008……..
NEGERI YANG TERLUKA
Ibu pertiwi seperti buku yang tergeletak,
lupa tak tersentuh,
dan membiarkan anak negeri berlari dengan senja,
setelah lelah menantang mentari pagi.
Ibu pertiwi seperti Durga yang terbelalak,
melihat tugu yang runtuh,
dan membiaskan rona yang berbusur seroja,
menuju ke pusara yang diguyur doa dan sesaji,
Visit Indonesia, Enjoy Jakarta, Stay with us …..
But what for ???
Satu Buat Ibu Pertiwi
Negri Langit Biru
Dalam dongeng Ibuku…
Tentang Tanah harum
Di Ujung Pulau
Yang Kehilangan Bapa
Sunyinya nyanyian
Anak-anak seribu pulau
Rataplah….
Senyum-senyum awan
Yang Hampir Pudar
Bunga-bunga indah
Yang Berguguran
Hilangnya Buaian-buaian angin
Yang Lembut
Tentang benang-benang
Yang kusut
Kaca-kaca yang retak
Dalam keluh kesahnya
Dekaplah…
Seribu pulau yang sedang piatu
Taburkan Bunga-bunga
Yang Kembali Mekar
Rentangkan benang-benang yang kusut
Satukan kaca-kaca yang retak
Dalam Satu Ibu
Agar Awan-awan Kembali Tersenyum
Dalam persembahahan
Nyanyian Anak-anak Seribu pulau
Untuk Satu
Ibu Pertiwi.
Febry abrar
Banjarmasin 10 april 2008
·  By zie_noer on Apr 10, 2008 | Reply
antara aku,angin, dan bangsaku
kala itu aku tersindir
oleh desir angin yang mengisyaratkan kegetiran
kalau bukan karena firman tuhan
aku tak akan sudi lagi menari
di atas hamparan mega birumu
tak sudi aku menyaksikan bangsamu
yang dipenuhi darah amarah
diamlah kau angin!
jangan kau salahkan bangsaku
kau hanya bisa mencibir
menyebarkan kejelekan bangsaku kenegeri-negeri tetangga
tidakkah kau ingat di negeri siapakah kau sedang menari
negeriku negeri suci
bangsaku bangsa beradab!
kesucian negerimu hanyalah rekayasa belaka
berapa juta galon darah tertumpahkan di negerimu
atas nama kesucian menurut versi bangsamu
kau kemanakan daftar orang-orang hilang
yang sampai aku serenta ini
tidak ada kabar yang jelas
itupun atas nama keberadaban
menurut versi bangsamu
sindiran itu masih mengabut dalam kalbuku
mengaburkan pandangan cintaku pada ibu pertiwi
akankah kecintaanku pada negeri ini luntur
akankah kidung cinta yang senentiasa kudendangkan pada ibu pertiwi harus terhenti
tak mungkin aku memandang sebelah mata
pada tanah airku yang kucinta
wahai dunia
tunggulah saatnya
ketika bangsaku telah sembuh
mercusuar dunia akan berada dalam tangan kami!
sang angin tersenyum sinis
dianggapnya aku bangsa bedebah yang membual
ia berlalu sambil berkata
semoga tuhan memberimu keberuntungan
ngayogyakarta hadiningrat
segaris dengan puncak merapi
10 April 2008
Salam kemerdekaan INDONESIA, MERDEKA, ALLAHU AKBAR…!
·  By zie_noer on Apr 10, 2008 | Reply
surat untuk kawan seperjuangan
‘desaku yang kusinta’
‘pujaan hatiku’
kawan,nyanyian itu masih kuingat betul
beberapa generasi setelah kita sering menembangkannya
nyanyian itu adalah ikrar cinta mereka pada ibu pertiwi
sungguh sayang
mengapa ikrar cinta yang sering mereka nyanyikan
kini tak lagi terdengar
apakah generasi setelahnya tak lagi mengenal
kawan,mungkin aku salah mempermasalahkannya
dunia ini telah berubah
umat manusia sudah terlalu akrab dengan istilah globalisme
tapi, apakah bangsa ini akan mampu hidup hanya dengan globalisme
yang menurutku hanyalah istilah gombal belaka
tidak kawan,globalisme tak akan mampu mencukupi kebutuhan bangsa ini
bangsa ini butuh reinkarnasi bung karno dan bung hatta
kita butuh proklamator handal
bukan provokator yang sering kita saksikan dalam layar kaca
kawan, hati ini sebenarnya menangis
ketika menyaksikan pertikaian bangsa kita sekarang
itukah penghargaan mereka terhadap jutaan kusuma bangsa yang berjuang angkat senjata
kawanku,mungkin sudah bukan waktunya lagi kita mengurusi bangsa ini
sudah banyak peluh mengucur demi sejengkal tanah air kita
berbagai pangkat dan jabatan pernah kita duduki
lebih baik kita duduk tentram bersama anak cucu kita
menyaksikan kedurhakaan penghuni tanah ini
kawanku,walaupun kita pernah berjuang untuk bangsa ini
jangan sakit hati bila saat mati kita disebut pengkhianat
ngayogyakarta hadiningrat
10 april 2008
Bangun…!!!
Silam tangisku memecah sunyi bumi pertiwi
Jadi hingar diantara bingar terdengar
Seperti menjamu tamu anak negeri
Dielu…dipuja…penuh selaksa harap
Aku masih diam meski jiwa merayu
Masih menggeleng tatkala kawan menyeru
Turun ke jalan…
Satu…dua sahabat masih setia padamu
Yang lain sudah digerogoti kebebasan tak terbatas
Lantang…tegap…katanya bela engkau
Bakar mimpi-mimpi busuk yang terlanjur merasuk
Rasanya tak usah tangisi langit negeri
Tak perlu jua menantang mendung bergemuruh
Karena sudah ada angin yang menghalau
Pelangi terkembang memanjang, usai itu…
Bangun saja dari tidur panjang dengan segepok pintalan mimpi
Malu menelusup karena bangsa ini tak pernah terlelap
Selalu terjaga untuk menjaga
Menguntai bhineka menjadi satu asa
Mematri cinta yang terlanjur dirasa
Jauh dalam jiwa ragawi…tak terbalas…
Aek Nabara, 2008
·  By Iva on Apr 11, 2008 | Reply
Penyakit dan Bangkit
Badannya penuh borok
mukanya penuh jerawat bernanah
kulitnya ditumbuhi bisul beringas
semua menambah bebannya
Hamparan kulit mulus yang dulu ku lihat
hancur tercabik-cabik luka
luka durjana karena bakteri yang memiliki otak pintar
pintar membuat luka di dalam hatinya
Jantung yang tertusuk perasaan marah
namun hanya gempa dan bencana yang dapat membalasnya
walaupun sudah berjuang melepas cinta
dalam tumbuhnya benih-benih pohon harapan
namun yang ada masih saja polusi laknat
untuk kegemukan segelintir kuman penyakit
Biarkan aku menjadi ulat
walaupun menjijikkan namun bisa menjadi kupu-kupu
yang memperindah parasmu
biarkan aku menjadi pohon
yang akan tumbuh kokoh beranak pinak
yang menyembuhkan lukamu
biarkan aku menjadi diriku
yang mencintaimu apa adanya
karena hanya turut menanggung hutang
dari orang yang tidak merasa harus bertanggung jawab
biarkan doaku menyelimutimu
biarkan cintaku membakar semua kelam sejarahmu
sekarang kita akan bangkit bersama
menyongsong hari esok yang cemerlang
yang tiada luka
matilah semua durjana
perusak bangsa, penyakit semesta.
damailah bangsaku, puaslah rakyatku.
·  By Ainun on Apr 11, 2008 | Reply
Indonesiaku………..
Kau Tak Lagi Harum Mewangi
Hutan Mu Tak Lagi Perawan Sejati
Karena Telah Di Jamah Di Kotori Dan Di Perkosa
Oleh Tangan Manusia Yang Tak Bertanggung Jawab
Mereka Tebangi, Mereka Bakar Dan Mereka Curi
Tanahmu Telah Di Nodai
Bumimu Yang Asri Kini Menangis Sedih
Karena Mereka Sudah Di Cemari
Lautmu Nan Indah telah Dikotori
nanti kalau ada lagi bolehkan pak?
SURAT BUAT GENERASI BERIKUTNYA.
:Indonesia 11 April 2008
Dalam remang cahaya lampu, kutulis surat untukmu.
Agar setiap kenangan terawetkan dalam tulisan.
1\ : Buat Anakku nanti
jika kau telah mampu membaca tulisan ini
mungkin saat itu kau mulai melawan hari
Aku ingin ceritakan tentang hariku dan negeriku
saat masih pagi dan langit biru
sebiru hati ditengah udara kota bertuba
Kupilih kupilah kenangan yang ada
hingga kuingat saat tumbuh ditanah tercinta
tanah yang hijau dengan langit seluas samuderanya.
aku lahir disebuah pulau
pulau terpadat dari puluhan ribu pulau
tapi yang ingin kuceritakan bukan tentang keindahannya
bukan tentang kekayaan alamnya, bukan pula
tentang ramahtamah penduduknya, bukan pula
tentang kesuburan dan kesejahteraannya
cukuplah kiranya kaudapatkan cerita itu
dari dongeng guru sejarahmu.
2\ : Janganjangan negeri kita telah digadaikan
Hari ini utang kita menumpuk, sudah sangat menumpuk
kuingin tahu darimu saat kau dewasa,
utang itu berkurang atau bertambah berapa ?
aku tak tahu bagaimana sebabnya
negeri yang kaya kekayaan alamnya
bisa miskin begini rupa
seperti tikus mati dilumbung padi.
tidak, aku tidak ingin ceritakan tentang rentenir
yang sering datang kesini
dan suka mencampuri urusan dalam negeri
aku juga tak ingin ceritakan tentang tetangga kita
diseberang samudera, yang menguras kekayaan alam kita
dan hanya meninggalkan sampahnya
dan suka pula mengintimidasi dengan senjata
tidak, aku tidak ingin ceritakan itu semua
aku juga tidak ingin menceritakan pejabat, pegawai
atau temanteman yang suka korupsi dana APBD atau APBN,
ditambah kolusi dan nepotisme disingkat KKN.
aku tak ingin menceritakannya, karena bisabisa aku diseretnya juga
aku ini bukan orang suci atau ulama
jadi jangan paksa aku menghakiminya,
tapi jangan cobacoba jadi koruptor
jika tak ingin gelisah tidurmu, atau ketangkap dan tekor.
tapi tenang jika kau dijebak atau menjebakkan diri dalam korupsi
tidak akan kau dihukum mati, apalagi jika kau bisa negoisasi
itu lebih bagus lagi, kau bisa dibebaskan atau setidaknya diringankan.
ah sudahlah jangan diperpanjang.
3\ : hari ini kita makin susah
aku hanya ingin ceritakan padamu
kemarin ada ibuibu membunuh anakanaknya dan dirinya sendiri
karena kabarnya sudah tak mampu lagi beli nasi.
susah cari kerjaan
maka banyak peminta dijalanjalan
ingin kukasih setiap orang
apa boleh buat, buat makan aja paspasan.
ada juga kisah gadis diperkosa,
banyak yang kira nafsu pemicunya
tapi kukira juga karena nikah mahal biaya
apalagi belum punya kerja
ada lagi cerita, orangorang keluar negeri jadi tenaga kerja
disana mereka disiksa, pulang hanya tinggal nama.
yang paling mengerikan perampokan dengan pembunuhan
tak bisa kubayangkan, dirimu hartaku satusatunya
dirampas dan diperbudak jaman.
Alam Mengadu
Sayang… sayang… sayang…
Keping uang menina-bobokan Tuan
Kealpaan menghanyutkan penumpang
Ketulian membutakan mata-hati Tuan
Tak hiraukan kanan-kiri kehancuran
Hijauku jadi abu
Tanahku gersang
Air bah pun menyerang
Menderai tangis alam
Merkuri ikut merajam lautku
Istana biruku
Jadi kelabu
Terlumuri limbah nistamu
Tuan…
Tak cukup kau sematkan
Racun itu dalam kehidupanku
Tapi juga merasuk, menggerogoti
Otak anak negeriku
Jadi pilu, dungu, sendu
Tak merindukah kau…?!!
Bersitatap dengan keelokan nusantara kala itu
Jernih, tersenyum indah
Bak mutiara, yaqut dan marjan
Berseri-seri seperti mentari pagi
Menentramkan hati
Tuan…
Rangkul aku, peluk aku
Rawat aku, sayangi aku
Ar-Rahmaan*…
Jerit pohonku mengadu
Alun-isak bayuku mendayu merayu
Pun Ayat-Ayat Kauniyah-Mu
Tunduk di hadap-Mu
Atas seruan Rabbul ‘Alamin ku
Fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadz dzibaan*…
Tundukkan pula tangan, hati hamba-hamba-Mu
Dari durja
Di atas nestapa alamku.
*Ayat-ayat dalam surat Ar-Rahman
Written by: Izzah Anwar
Batu,
On Sunday, April 13, 2008
At 18:20
·  By sulis on Apr 16, 2008 | Reply
Hmm..boleh jug,,ntar mau ikutan…
·  By asep on Apr 16, 2008 | Reply
gemetar tangan ini meraihnya
gemetar hati ini merasakannya
aku dijajah…
dijajah oleh pemikiranku yang tak bisa membangun negeri ini…
aku dijajah..
dijajah oleh anggapanku yang tak mungkin membanggakan negeri ini
tanah kupijak..
hatiku terinjak
laut kutatap
tangis terisak
inikah negeriku yang gagah?
inikah negeriku yang megah?
ya!
aku mengerti
aku memang tak punya prestasi yang bisa membuat dadaku busung didepan dunia internasional
tapi aku punya cinta yang bisa mengiringi negeriku dengan alunan surga
yap IT’S OUR LOST PARADISE
IT”S OUR GOD’S ISLANDS,,,our land in our heart,,,with our love…
Baitii Jannatii
Biarkan aku bernafas
Di sini
Bersama angin-angin yang memenuhi langit
Dan samudera yang siap mengalir
Hari itu
Adalah saat pertama kujejakkan kaki
Maka kutetapkan untuk berdiri di sini
Hingga akhir, hingga entah
Di tempat darah para durjana pernah singgah
Tempat raja-raja membangun singgasana
Tempat rempah-rempah bernaung dalam kerak bumi
Negeriku adalah surga dunia
Kucari tempat sempurna ke pelosok negeri
Dimana tak ada korupsi,
Tak ada kejahatan,
Tak ada kelalaian,
Tak ada dusta,
Tak ada kemunafikan,
Namun entah
Ada sesuatu di hati ini berbisik,
Tanah airku adalah surgaku
·  By nani on Apr 18, 2008 | Reply
Negeriku
Di negeri ini
tangisan pertamaku menggema
disambut seutas senyum dan belaian lembut
ibu pertiwi
Aku menjelma jadi bocah ceria
dari asupan gemah ripah bumi pertiwi
masih kurasakan hangat dekapannya
dan segarnya hembusan angin
disela-sela hijau dedaunan
aliran sungai menebar aroma rempah-rempah
kebanggan negeri
dan nyanyian burung-burung di pagi hari
pertanda damainya jiwa menyongsong hari
kini………..
air mata membanjiri lorong-lorong hati
menyaksikan ibu pertiwi tak lagi tersenyum
belantara tak lagi hijau
dan sungai-sungai hitam pekat
menjadi saksi pancaroba negeri ini
Aku yang tertegun……….
bukan saatnya mencari kambing hitam
tapi, bangkit bersama
kembalikan negeriku yang nyaman
·  By enno' purwa on Apr 21, 2008 | Reply
Pertiwiku
kelam abu
menerpa semestaku
raut senja tak elakkan
senyap membisu
ketika pertiwiku tidur
nyanyian tangis mengiringi
do’a pilu terlontar
ahh ………
kandung jiwa telahir darah
kandung raga terlahir noda
bunda, jangan kau pergi
bangunlah bersama sajak harapku
bangkitlah bersama rinduku
nafasku, rohku untukmu
pangkulah aku
tuk indahnya pertiwiku
·  By shanty on Apr 22, 2008 | Reply
Tanya kami padamu
Karya : Shanty
apa yang kau beri selain utang di negeri asing
apa yang kau wariskan selain tingkat ekonomi yang bikin pusing
apa yang kau ceritakan saat ini hanyalah koalisi
konglomerasi, perbudakan politik yang buat rakyat mati berdiri
negeriku, disini dulu ku tumpahkan darahku
disini dulu kami bersatu
disini dulu kami saling membahu
melupakan perbedaan ras, agama dan suku
negeriku, mengapa wajahmu bermuram durja
kenapa tanahmu tak lagi indah
kenapa bumimu kini porak poranda
kenapa manusiamu hanya berebut kekuasaan dan harta
di setiap sudut desa
di setiap sudut kota
masih ada anak-anakmu yang berjuang
berpikir dan mencoba bangkit dari kemelaratan
kau tahu kami disini masih cinta
kami disini masih suka
negeriku satu bernama Indonesia
bhineka ika tunggal ika
Judul : Dear Ibu pertiwi
Maafkan Kami…, Ibu
Keluh lidah kami, Ibu
Hanya untuk mengucapkan sepenggal kalimat tulus
Permintaan maaf pun
Kami sungguh kesusahan
Pedih mata ini…, Ibu
Hingga mata kami tak sanggup mengerjap
Kami telah lupa bagaimana cara menangis
Sungguh, dimana letak telaga air mata?
Kami tak pernah tahu
Apa yang harus kami perbuat…, Ibu?
Untuk dapat merobek daftar panjang dosa kami
Untuk mengganti segala kesadisan kami
Yang tanpa segan mencoretkan warna nista
Kepada realita bangsa
Kami khilaf…, Ibu
Kami telah menghancurkan peradaban!
Kami mulai porak-porandakan tanpa iba!
Kepada suatu dinasti Negara
Yang masih tertatih-tatih belajar berjalan
Seperti bayi, Indonesia
Ibu Pertiwi…
Kami mohon, janganlah engkau menangis darah
Mungkin hanya inilah wujud pengakuan kami
Generasi tak kenal balas budi
Cacilah kami… Ibu
Karena kami pantas untuk dicaci
·  By Siti Nur Hidayati, SH on Apr 23, 2008 | Reply
RAUT-RAUT WAJAH CINTA
(Oleh : Siti Nur Hidayati)
Di sini…….. pada sebuah cermin tak berbingkai
Sungguh tempatnya mengabarkan berita
Dari raut-raut wajah berbaur makna
Bercerita tentang pergulatan antara hidup dan mati
Lihatlah…….. wahai siapapun yang sudi saksikan
Ada raut-raut wajah cinta yang pucat bergurat letih
Sorot mata nanap menerawang kosong
Menatapi kejauhan yang tak bertepi
Itu….. wajah cinta si bocah pengemis?
Entah karena suasana apa……………..
Ia terdampar merayap dilembah kemiskinan
Terbelit berbagai kesulitan yang tak bertepi
Dan kini letih menunggu uluran tangan sang dermawan
Itu….. wajah cinta si pemuda penganggur?
Entah karena suasana apa……………..
Ia terapung dihempas sang mujur
Terjerembab diantara kolusi dan nepotisme yang tak bertepi
Dan kini letih menggapai nasib baik
Itu….. wajah cinta si bocah narkoba?
Entah karena suasana apa……………..
Ia tenggelam dalam buaian impian yang melupakan
Lari dari carut marut hidupnya yang tak bertepi
Dan kini letih mencari tempat berpijak
Itu….. wajah cinta si bocah pemabok pencuri?
Entah karena suasana apa……………..
Ia terjebak dalam lingkaran setan penyamun
Terdampar ditandusan kasih yang tak bertepi
Dan kini letih menggapai nasib baik
Atau Itu….. wajah cinta sang koruptor?
Entah karena suasana apa……………..
Ia bergelimang dalam perbuatan yang tak punya malu
Terbuai dalam kesenangan diatas penderitaan kaum miskin
Dan kini letih menghadapi persidangan dunia
Lihatlah…….. wahai siapapun yang sudi saksikan
Ada raut-raut wajah cinta yang pucat bergurat letih
Sorot mata nanap menerawang kosong
Menatapi kejauhan yang tak bertepi
Melihat kepedihan ada diantero negeri
Tapi…… semua hendak kabarkan cinta
Meski entah karena apa …………………..
Ini cinta! Untuk Indonesiaku……..
Purbalingga 5 April 2008
CAHAYA CAHAYA
(Oleh : Siti Nur Hidayati)
Kau hadir dikedalamanku
Ketika gelap menyergap relungku
Pengap tak tahu kemanapun arah
Serasa ada sembilu menghujam
Mengiris perih ke relung rasa
Mengapa…………………………. ?
Tak kuasa aku menolak
Tak sampai aku meraih
Kulihat nyalaMu abadi di singgasana tertinggi
Berpijar hingga tembus di kegelapan penjuruku
Aku terpana…………………………
Ku lihat jelas batin yang keruh
Di situ ada buih-buih kotor!
Mengalir keluar dari hati cela
Itu buih takabur ………….!
Itu buih dusta ……………..!
Itu buih ria …………………!
Itu buih dengki ……………!
Itu buih dendam ………….!
Buih-buih itu terus berurai
Nafasku telah tercekat sesak
Penyakit hati itu meradang
Aku tak berdaya
Terkapar di titik terendah
Lemah ………….!
Papa ……………..!
Hina ……………..!
Jangan bicara salah
Jangan bicara dosa
Biarkan hening sunyi
Biarkan sendiri
Di situ ada taman kedamaian
Tempat aku mencari aku
Dalam pergulatan tanya berjawab
Aku muncul hilang berganti aku
Berjalan seiring denyut
Detak-detak semakin cepat
Hingga letih ronggaku k o s o n g
Aku sebut A S M A M U
A l l a h u A k b a r ………….. !
Bergama di seluruh penjuru ronggaku
A l l a h u A k b a r ………….. !
Berkumandang mengisi ruangku
A l l a h u A k b a r ………….. !
Cahayua itu terang benderang
A l l a h u A k b a r ………….. !
Cahaya itulah Cahaya
A l l a h u A k b a r ………….. !
Cahaya segala cahaya
Purbalingga 5 April 2008
·  By meiy on Apr 24, 2008 | Reply
Takkan kutukar cinta padamu, bunda pertiwi
Satu;
Hari ini
catatan cinta kueja tadi malam, bunda
ketika terdampar pada resah
tanahku
seolah jerit bumi berteriak
minta tolong pada penghuninya
yang tak peduli
tetap tergesa-gesa
kesana kemari memperkosa dirimu yang semakin tua
meratakan hutan jadi tanah kering
menuangkan banjir, menyisakan kerontang bergantian
asap kebakaran racun timbal tak cukup mencemari
bertambah intensitas hari ke hari
mereka menodai lautmu, sungaimu dengan racun kimia
membotaki gunung-gunung
melobangi tubuhmu seperti bopeng-bopeng bulan
mengerikan!
(sungguh aku tak ingin jadi mereka!)
mereka
memperebutkan apa saja dengan loba
tamak menginjak-injak yang kalah
si miskin, si melarat,
sengsara
mengais-ngais sisa remah
disudut-sudut kota yang sesak
berhimpitan berbagi ruang sempit
di desa petani-petani kehilangan sawah
menangis kalah
ada anak yang mati kelaparan, kata media
“hanya sebuah kabar, tak perlulah dibesar-besarkan,”
kata orang itu, entah siapa
datang dalam mimpiku menjijikkan
melubangi lumbung pertiwi tercabik-cabik menyeramkan
aku terpelanting
pada realita
pening
kuheningkan hati mencari jawab
belum bisa banyak berbuat
masih terbatas mencoba
berbagi yang tak berlimpah,
dan harapan, Tuhan pasti cukupkan untuk mereka
tak sanggup kusaksikan bening mata bocah menangis
berkaca-kaca menahan lapar.
Dua;
Dulu
menelusuri jejak cinta padamu pertiwi
apakah cinta mesti menuangkan darahku dalam perang?
aku hanya punya perang melawan diri
sejak dini
walau hanya bertahan tak menyontek waktu ujian kala remaja
biarlah nilaiku jeblok
tapi aku tak goblok, bunda
kubaca jejakku pada cinta:
dimana cinta diuji?
ketika kau mampu menolak amplop tebal dihadapanmu
mencoba membeli kejujuran
padahal kebutuhanmu menderu-deru
kapan kesetiaan terbukti?
ketika nafsu memburu-buru
ingin memiliki yang bukan milikmu
kau memilih siksa.
ketika perawan rela menukar cinta demi sekedar bedak lipstik
menjual cinta pada bandot tua demi materi
kau memilih menderita.
kubaca lagi jejak dimana cinta pernah tertoreh
di Aceh, di Aceh!
kutahankan cinta di tengah ledakan bom, hujan peluru menderu-deru
ketakutan, darah dan trauma,
takkan kutinggalkan bunda pertiwi
mendesah di tiap doa, janganlah negeriku terpecah-pecah
damai-damailah, jangan hanya dalam mimpi
sampai aku lelah
kehilangan kata. doa terhenti
dalam hening mengeja cintaNya
lalu ombak yang menghempas, mencipta neraka di hadapanku
terpana membaca kehendakNya
kucoba lagi menghayati cinta
tetap kucinta kau
sebab kurasakan tangismu bunda
perih, perih menyayat hati
dikhianati anak-anak sendiri
kekasih jiwa.
Tiga;
Di hati, sekarang
meski terbatas di pikir dan zikir
kueja namamu dalam kasihNya
semoga tetap bertahan
dari perpecahan oleh tangan-tangan
gergasi, siluman, manusia
yang ingin membelah negeri
yang ingin kau tak ada lagi
menjadi serpihan-serpihan kecil tak berarti
semoga kau bertahan
sebab masih ada anak-anak bumi yang peduli
tersenyum, tersenyumlah bunda pertiwi
meski pahit menggigit hati
Ruang Biru, 24 April 2008
·  By meiy on Apr 24, 2008 | Reply
baru baca setelah posting, ternyata banyak puisi cinta tersayat luka pada nasib pertiwi hiks..hiks
Ratapan Senja
Apa yang diperjuangkan, kini dihancurkan
Apa yang dimenangkan, kini dienyahkan
Negeri tercintaku luruh dalam balutan nafas sang waktu
Bar-bar menjadi identitas tersohor bagi bumiku
Semerbak wewangingan damai, tercerabut oleh anyir permusuhan
Etika moral bergelayut di titik nadir
Menanti terperosok…
Negeriku malang, negeriku jalang
Tenggelam dalam kebobrokan mental yang kental
Apa yang ku cinta, kini terbalur rancu
Semua samar…
Kemajuan yang kasat mata,
Hanya bermuara pada barisan pelahap ilegal rupiah berjamaah
Selebihnya,
Tergeletak pasrah pada guratan takdir Hyang Jagat
Bahkan lingkaran cahaya mentari hanya memantulkan semburat nestapa
Tak terelakkan,
Air mata menggantung di pipi bulan
Menangisi alam yang menggerutu tak bersahabat
Negeriku dipenuhi lubang-lubang borok yang tak sempat terjamah
Perut membuncit menjadi pertanda derita, bukan makmur
Sedih…
Miris…
Aku menyaksikan ratapan senja nan malang
Adakah yang masih peduli?
Kemana perginya sang pekerti?
Bahkan seorang pahlawan kesiangan pun enggan turun tangan…
Lakukan sesuatu!!!
Jika kau tak sanggup menjadi sebongkah karang yang kokoh
Jadilah kerikil yang tak bergeming terlindas zaman
Jika kau tak sanggup menjadi khalayak yang bersatu padu
Jadilah sekawanan lebah pekerja yang gencar membela sang ratu
Kayuh seluruh roda cinta sang nurani
Lalu tebarkan ke setiap sudut Ibu Pertiwi
Berikan yang terbaik…
Demi Indonesia maju…
Negeri Sebatas Khayal
Sejauh mata memandang
Tak Kulihat senyum
Elok nan permai
Dari Sang Pertiwi…
Nyanyian-nyanyian alam
Berubah menjadi tangisan
Yang tak berujung…
Ku rindu saat-saat berada
Dalam pangkuanmu…
Membelaiku dalam tidur panjangku…
Memimpikan sebuah negeri
Yang kekal nan damai…
Tak kurasa kini, hanya ada jeritan-jeritan
Membahana…
Menyemarakkan hati
Sekaligus mencengangkannya
Dalam satu euforia… (Bjm, April 2008)
·  By ichsan on Apr 28, 2008 | Reply
judul : aku? TKI
kubuka mata kubuka jendela
kulihat indah
wajahmu
menghias hariku
dengan senyum yang makin tak kumengerti
arti
hari ini
hari terakhir aku melihatmu
esok
aku kan pergi
meninggalkanmu
bukan
maksudku tinggalkanmu
inginku dustai cintamu
mungkin semua akan jadi indah
jika aku mampu terimamu apa adanya
jangan
jangan salahkan dirimu
salahkan aku yang tak mampu berikan yang terbaik untukmu
salahkan aku yang tak mampu lakukan yang terbaik untukku
paling tidak
kau masih punya hatiku
paling tidak
ku masih ingat kamu
aku hanya coba teruskan hidup ini
mengais asa demi nikmat dunia
jika kau butuh hadirku
pangil aku
janjiku takkkan jadi orang yang mendurhakaimu
aku akan datang seperti saat dulu
saat aku masih bersamamu
membelamu dari sgala yang merusakmu
oh, negeriku
maafkan aku
Bdg, 15 April 2008
·  By ichsan on Apr 28, 2008 | Reply
judul: Hijau kuning merah dan kelabu warnai bangsaku
karya: Ichsan Gana
Hijau kuning merah dan kelabu warnai bangsaku
Seperti langit
yang tak selalu biru
Awan mulai menghitam
Menutup membuyarkan kesadaran
Suaramu masih riang
Walo tak sedahulu
Kakimu terus melangkah
Langkah lari
nyeri
Dinding rumahmu mulai buta
Tuli
Bisu
tak mampu berpetuah
Caya
Kau masih mampu memelukku
Bdg, 15 April 2008
·  By Fatah on Apr 30, 2008 | Reply
Judul : Bangga (Aku) Jadi Orang Indonesia
Penulis : Lalu Abdul Fatah
Boleh saja Taufik Ismail
Merasa malu jadi orang Indonesia
Merutuk-rutuk seribu dosa
Berjamaah bangsa kita
Namun, aku di sini berdiri
Berikrar segenap-penuh hati
: Bangga aku jadi orang Indonesia.
Boleh saja kita akui
Indonesia keadaannya memang begini
Hancur di segala segi
Namun, tak layak kita pesimis
Berkicau mencela sampai menangis
Berharap Indonesia berhenti diguyur gerimis.
Optimis satu-satunya harapan yang tersisa
‘kan menjadi senjata pamungkas kita
Menatap hari esok yang cerah
Bumi pertiwi yang cantik sumringah.
Lihatlah…
Indonesia sepotong surgaloka nan jelita
Terhampar di sepanjang khatulistiwa
Kaya budayanya
Subur tanahnya
Makmur lautnya
Laksana pelangi aneka rupa
Itulah Indonesia
Membuat iri bangsa lain di dunia.
Boleh saja Taufik Ismail
Merasa malu jadi orang Indonesia
Namun, kita di sini
Mari berjanji segenap-penuh hati
Ikrarkan selalu tiap detak nadi
: Bangga aku jadi orang Indonesia.
Surabaya, 30 April 2008
·  By novicharullah on May 1, 2008 | Reply
Kursi kebatilan dihantam keriuhan batinku
memporak-porandakan revolusi yang memuncak
menghardik bumi pertiwi ini
bencana membuncah bak air yang tak bertepi
Indonesia……
Berteriaklah….
Hingga Riak air menggema
memperkuat tali kemerdekaan
membanggakan tanah hijau yang lapang
Indonesia….
Berkaryalah Hingga gedung kesenian
menjadi warna rupa yang terus terisi
Kecintaan pada kebudayaanku
membuat semangat raksa terus mengepul
Indonesia….
Kibarrkan sang saka
pada tiang keyakinan tertinggi
bersorak bahwa kemerdekaan terus
membahana membawa rakyat tuk trus
mencintai negara ini
Aku cinta Indonesia
sebuah keyakinan yang trus terpatri di dada
yang melekatkan Pancasila sebagai simbol
tanah air…
Proklamasi trus terngiang dimemoarku
membangkitkanku tuk hadapi masa depan…..
Cukup satu kata tuk raih
keberhasilan
Aku Cinta Indonesia…..
·  By novicharullah on May 1, 2008 | Reply
Aku Cinta Indonesiaku…
Kursi kebatilan dihantam keriuhan batinku
memporak-porandakan revolusi yang memuncak
menghardik bumi pertiwi ini
bencana membuncah bak air yang tak bertepi
Indonesia……
Berteriaklah….
Hingga Riak air menggema
memperkuat tali kemerdekaan
membanggakan tanah hijau yang lapang
Indonesia….
Berkaryalah Hingga gedung kesenian
menjadi warna rupa yang terus terisi
Kecintaan pada kebudayaanku
membuat semangat raksa terus mengepul
Indonesia….
Kibarrkan sang saka
pada tiang keyakinan tertinggi
bersorak bahwa kemerdekaan terus
membahana membawa rakyat tuk trus
mencintai negara ini
Aku cinta Indonesia
sebuah keyakinan yang trus terpatri di dada
yang melekatkan Pancasila sebagai simbol
tanah air…
Proklamasi trus terngiang dimemoarku
membangkitkanku tuk hadapi masa depan…..
Cukup satu kata tuk raih
keberhasilan
Aku Cinta Indonesia…..
Karya:Novicharullah Arkie
·  By eka first on May 3, 2008 | Reply
Namai Negara Ini Cinta
Katakan bahwa negara kami negara miskin..
Aku tak pernah malu
Katakan bangsa kami bangsa bodoh…
Aku takkan kecewa
Katakan pemimpin kami tak bermoral..
Aku menerima kenyataan
Jika semua itu membuat kau tertawa
Aku hanya tersenyum
Ini negaraku…
Bagaimanapun kalian mencacinya,
sebenci apapun kalian terhadapnya
Semua cermin kebencianmu…
merefleksikan kecintaanku padanya
Negaraku memang negara miskin..
Kemarin aku menatap bocah kecil lemah
Yang kelaparan namun tertidur…
Kadang ia terbatuk-batuk di sela tidurnya
Dan ia juga menaruh mangkuk kecil di samping tubuhnya
Yang diisikan oleh orang-orang dermawan yang melewatinya
Bukan oleh pelindungnya yang bersembunyi di gedung ber-AC
Bangsaku juga bodoh..
Tetanggaku tak melanjutkan sekolahnya sekalipun ia mampu
Tanpa sadar betapa berharganya pendidikan itu
Tanpa sadar bahwa tak berartinya ia tanpa ilmu
Tanpa sadar betapa bodoh bangsanya…
Tanpa sadar ia menambah bodoh bangsanya itu
Pemimpinku tak bermoral…
Ia yang tertidur di tengah membicarakan rakyatnya
Kalu begitu, apa ia juga mendengar suara rakyatnya?
Apa ia melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati?
Atau hanya ingin mengangkat namanya, lalu korupsi?
Aku tak ingin peduli
Seburuk itukah negaraku?
Tentu saja tidak
Aku terpana melihat candi borobudur sang kejaiban dunia
Aku bangga miliki Habibie yang brilian
Aku senang bisa menari tradisional kala semua gila modern dance
aku bangga… kau mesti tahu itu
·  By shanty on May 3, 2008 | Reply
Tanya kami padamu
Karya : Shanty
apa yang kau beri selain utang di negeri asing
apa yang kau wariskan selain tingkat ekonomi yang bikin pusing
apa yang kau ceritakan saat ini hanyalah koalisi
konglomerasi, perbudakan politik yang buat rakyat mati berdiri
negeriku, disini dulu ku tumpahkan darahku
disini dulu kami bersatu
disini dulu kami saling membahu
melupakan perbedaan ras, agama dan suku
negeriku, mengapa wajahmu bermuram durja
kenapa tanahmu tak lagi indah
kenapa bumimu kini porak poranda
kenapa manusiamu hanya berebut kekuasaan dan harta
di setiap sudut desa
di setiap sudut kota
masih ada anak-anakmu yang berjuang
berpikir dan mencoba bangkit dari kemelaratan
kau tahu kami disini masih cinta
kami disini masih suka
negeriku satu bernama Indonesia
bhineka tunggal ika
·  By shanty on May 3, 2008 | Reply
Ini negeriku
baru kemarin kita tertawa
lalu kini kita berduka
baru kemarin kita merdeka
lalu kini kita terjajah
mahasiswa berontak lalu berorasi
wakil rakyat berteriak senang diatas kursi
rakyat kecil menjerit kelaparan
para pejabat kenyang kemewahan
ini negeriku
gemah ripah loh jinawi
ini wakil rakyatku
demi kursi mati hati
·  By makaribi on May 4, 2008 | Reply
DESAKU
u l
B a
n
P s B
u a u
r t k
n a i
a i t
m D
a
·  By makaribi on May 4, 2008 | Reply
DESAKU TERCINTA
..u..l
B……a
…..n
P…
.u……………..s..B
..r…………..a……u
…n………..t………..k
…..m…….a……………i
……a….i………………t
………D
·  By makaribi on May 4, 2008 | Reply
ups! yang pertama salah
·  By izzah on May 8, 2008 | Reply
alhamdulillah masuk lagi…jazakallah pak ersis… tambah semangat bagi yang lain…yuup…!
Terima kasih, puisi saya : NEGERI YANG TERLUKA masuk nominator. Kalau buku antologi puisinya terbit, apa saya bisa pesan (meskipun nanti seandainya tidak menang?)
·  By Nia on Nov 1, 2008 | Reply
Indonesia…
Tanah air ku
aku berjanji akan mengabdi padamu sampai titik darah terakhirku..
selamat siang,pak Ersis.
kapan ya,buku: Antologi Puisi Cinta.Akan segera diterbitkan.
Salamku,
langitjiwa
**Tahun depan kali, lagi banyakan antrinya Mas; buku menulis saja 10.
terimakasih,pak ersis. atas infonya.
salam sejahtera selalu
·  By Rifqi Adzani on Feb 18, 2009 | Reply
Pertiwi
Selama darah masih mengalir,
Selama jantung tetap berdetak,
Di kala surya masih bersinar,
Selama itu pula hati tetap berkobar.
Pertiwi menangis, merintih menahan luka,
Tergores oleh kenangan penyimpan duka,
Di masa abdi tetap terlaksana,
Akan kujaga Ibu Pertiwiku.
Wahai….Putra bangsa……
Sudah tegarkah hatimu berjuang,
Ku lihat malam semakin benderang,
Seiring jiwa yang tak tergoyahkan.
Ibu Pertiwi…..
Tanahmu runtuh menahan derita,
Airmu meluap melepaskan sengsara,
Kini, tanah air berkata,
Dimana sang abdi negara.
Oleh : Rifqi Adzani
·  By +++++ on Aug 29, 2009 | Reply
Negeri qu akn menyatu dengan darah qu ingin qu teteskan air mata qu ke negeri qu negeri qu yang penuh berjuta harap pan dn kenyatan selangkah demi selangkah qu berjalan tidak bisa diri qu mening galkan
Negeri qu setetes air
Mata yang aku jatuh
Kan akn menyatu dengan kecintan qu pada negeri qu yang tidak akn pernah hilng sampai kapan pun begituh banyak negeri yang indah tapi tak seindah negeri qu semakin banyak darah yang mengalir akn semakin cinta diri qu
Negeri qu setetes air mata akn aku jatuh kan
·  By +++++ on Sep 3, 2009 | Reply
Maf nya alo aku salah
Brcirita dn salah kolam sebelum aku minta maf kalo ada sala kata buat cowok
Cowok aku cowok kalo kmu punya apcar kmu sayangi pacar kmu dn cintai pacar kmu dn jangan
Pernah kmu sakitin perasan nya dn jangan perna memandang cinta dari materi karna cinta datang dari hati bukan dari materi
Jangan perna kmu meningal kan pacar kmu karna seseorng
Cewek selalu setia kepada cowok nya dn diya yang selalu membrikan kita kasi sayang cukup lah mencintai dengan ketulusan hati mu
·  By +++++ on Sep 3, 2009 | Reply
Tampa kekasi kita tidak akn pernah mendapat kan kasi sayang dari sangkekasi dn jangan
Perna kmu menyakitkan perasan nya kalo kmu menyakitkan perasan nya pasti diya akn merasa hancur hati nya sayangi lah diya dengan cinta mu dn kasi diya kehangatan
Mu kmu harus selalu jujur kepada nya karna kejujuran ituh lebih penting untuk di katakan karena dengan kejujuran kita tidak akn menyakitkan perasan pacar kmu kalo berbohong sama sajah kmu menyakit
Kan perasan pacar kmu dn sama sajah kmu membohongi diri kmu sendiri
·  By +++++ on Sep 3, 2009 | Reply
Cinta ituh kan indah untuk kita rasakan hati dn ke hati dn mukin diri aku gax sama seperti kalian
Mukin juga diri aku tuh hina dn mukin juga dn mukin juga bisa juga diri aku dibilang orang yang paling hina di dunia ini
Oh iya aku lupa kalo kmu gax suka sama
Saran aku kmu boleh telpn aku ke no ini
085693319745 atu ke no ini 08593315353
Atu juga ke no ini ya
085716138458 malum lh no aku bayak key
·  By +++++ on Sep 8, 2009 | Reply
Kaum wanita harus bangun dari dunia ini
Jangan mau tergantung terus kerna cowok kaliyan harus bisa untuk bangun dari dunia ini kalo kaiyan tidak bangun dari dunia ini kaliyan akn terus di anggap seseorag wanita yang lemah oleh seseorang cowok kaliyan harus tunjukan sama cowok kalo kaliyan ituh bukan kaum wanita yang lemah atu yang bisa di peranen kan kapan pun sama cowok
Bila kaliyan tertidur terus pasti kaliyan akn selalu di remeh kan terus sama cowok kaliyan harus bangun untuk dn tunjuk kan kalo kaliyan
·  By +++++ on Sep 8, 2009 | Reply
Kalo kaliyan bukan kaum wanita yang lemah kalo kaliyan di lagi sedih di putusin sama cowok kaliyan jangan putus semangat masi banyak yang lebh setia dn masi banyak yang menunggu kaliyan kerna cinta tidak memandang materi tapi memandang kesetian
Yang tulus semangat
Terus untuk kehidup pan dunia ini dn maju
Terus untuk kaum wanita dn jangan menangis karena putus cinta tapi harus kuat dn sabar
Dn jangan menyesali
Apah yang sudah terjadi bangun lah kaum wanita dari tidur mu
·  By annnisa on Nov 10, 2009 | Reply
indonesia ……….
engkau negeria tercinta
engkau negeri yang takkan di lupa
negeri yang indah nan elok
negeri yang akan kaya…… budaya..
kya akan semua nya
walau ancaman bencana dimana-mana
tapi engkau memang negeeri tercinta
·  Potret Negeri
Aku berdiri menatap langit bangsaku…biru, abu-abu…lalu menghitam
Lukisan indah alam negeri berubah menjadi pemandangan penuh haru
Di setiap sudut bumi pertiwi menangis…sedu sedan..
Perut membuncit, raga hanya belulang yang sesaat lagi akan patah
Ibu pertiwi…aku tak pernah lagi melihat senyummu
Tak jua kembali aku mendengar petuah-petuahmu
Yang ada kini kau membisu diantara keluh kesah anak negeri
Semakin hari semakin membuatmu nelangsa
Tanah airku tak lagi punya belantara, laut melepas, atau gunung menjulang
Panas, datar, bah, api, kerontang, hitam mengabu, semuanya kini jadi warnamu
Menangisku hampir membakar pelupuk mata…sendu…pilu…
Sementara sanubariku terpekur, tak sanggup menatap dunia
Ibu pertiwi tiba-tiba menamparku, berkali-kali, bertubi-tubi !
Sakit, perih, tapi aku merasakan kasih yang selama ini hilang ditelan kesombongan
Mataku terbelalak saat hutanku terbakar, lautku tercemar, dan gunungku meletus
Bah menelan tempat tinggal kami, asap membumbung menyesakkan dada
Rasanya tak ada lagi waktu untukku terisak kembali
Menatap negeri tercinta dalam lahat kehancuran
Indonesia, aku tak ingin kehilangan tanah kelahiranku
Tanah yang akan dan selamanya menjadi tumpah darahku
Kurajut asa lukisan negeri ini hanya sepintas lalu…
Berlalu..berlalu..dan berganti potret abadi bersama Indonesia sejati
Biarlah nanti lukisan pedih tanah air terbingkai dalam kenangan
Karena cinta akan membawa kedamaian dan kebaikan
Kapanpun…dimanapun…siapapun…dan selamanya…
Aek Nabara, 2008
·  By hasti dwi nugrahani on Apr 8, 2008 | Reply
warnanya biru
langit luas dalam cengkraman awan gelap
warnanya biru
lautan dan ombak yang tak pernah mesra
warnanya hitam
tanah gersang dan batang pohon yang berderak rapuh
warnanya hitam
luapan lumpur rawa yang menghisap pepohonan
negeri ini tak indah lagi
tanah ini tak hangat lagi
jiwa
·  By hasti dwi nugrahani on Apr 8, 2008 | Reply
Cintaku pada negeri ini
warnanya biru
langit luas dalam cengkraman awan gelap
warnanya biru
lautan dan ombak yang tak pernah mesra
warnanya hitam
tanah gersang dan batang pohon yang berderak rapuh
warnanya hitam
luapan lumpur rawa yang menghisap pepohonan
negeri ini tak indah lagi
tanah ini tak hangat lagi
jiwa jiwa merapuh dalam asa yang senyap
karena rumput dan bunga tak lagi bisa teriak, bernyanyi atau mengeluh
namun kakiku berpijak disini
dan menyirami mimpi dengan air mataku
tanah airku adalah pembangun cinta
dan aku adalah jiwa yang ditumbuhkannya
aku mencintai seluruh tanah yang gersang dan retak
seluruh lautan yang senyap oleh ikan yang berlalu
dan saat airmataku tak lagi mampu menumbuhkan harapan
darahku mengalir disana untuk sebuah asa kehidupan
·  By paundra on Apr 9, 2008 | Reply
oleh : paundra
judul puisi : * kami pewaris negeri ini *
kami disini…
menatap langit membelah cakrawala tanah air kami
tak apa,
bersandal jepit kami bersekolah
kadang tak beralas ini kaki dengan sepatu model terbaru
melewati tanah basah kaki-kaki kami
dimana tersiram hujan sawah padi menguning
menelusuri ngarai sungai
berlari kami pada tanah pertiwi,hijau menghampar surga hutanku
sesekali menyeka peluh pada wajah
peluh jatuh dari badan karena cinta pada negeri
karena cita-cita tanah air gemilang ada pada puncak jiwa kami
tak gentar kami bila badai hujan menghadang
dimana membasahi baju dan tas terbuat dari anyaman bambu
karena kami tahu membangun tanah air adalah mulia
gunung krakatau menampakan kegagahanya
karang dihantam deburan ombak mengila
tetap kokoh ia berdiri
jiwa semangat ditempa sang guru
agar tak menjadi generasi cengeng
lihat…!
matahari mulai menampakan sinar cahayanya
berlari kita bersama
menuju indonesia bangkit
karena kami pewaris negeri ini.
sidoarjo april* 2008………
·  By paundra on Apr 9, 2008 | Reply
NB : berlari kami pada tanah pertiwi,hijau menghampar surga hutan negeri kami ( maaf bukan hutanku..,terimaksih)
·  By paundra on Apr 9, 2008 | Reply
oleh: paundra
judul puisi : ” selamat berjuang anak-anak’ku…”
kamu tahu apa itu cinta kepada tanah air?
pegang ini buku dan pena, kau gali ilmu dari jiwa-jiwa para guru-gurumu.agar kau menjadi generasi cerdas
bangsa yang besar tak akan ada !
bila kau berdiam pada kebodohan dirimu
cinta kepada tanah air,tak akan ada dalam jiwamu,
bila kau tak menghargai para jasa pahlawan bangsamu
sekarang sudah tiba waktunya kau tumpahkan semangat dalam jiwa dan ragamu.untuk membangun tanah airmu
sana..! berangkatlah..!
sinsingkan lengan bajumu,
doaku ada dalam dirimu
” selamat berjuang anak-anak’ku…”
sidoarjo april*2008……..
NEGERI YANG TERLUKA
Ibu pertiwi seperti buku yang tergeletak,
lupa tak tersentuh,
dan membiarkan anak negeri berlari dengan senja,
setelah lelah menantang mentari pagi.
Ibu pertiwi seperti Durga yang terbelalak,
melihat tugu yang runtuh,
dan membiaskan rona yang berbusur seroja,
menuju ke pusara yang diguyur doa dan sesaji,
Visit Indonesia, Enjoy Jakarta, Stay with us …..
But what for ???
Satu Buat Ibu Pertiwi
Negri Langit Biru
Dalam dongeng Ibuku…
Tentang Tanah harum
Di Ujung Pulau
Yang Kehilangan Bapa
Sunyinya nyanyian
Anak-anak seribu pulau
Rataplah….
Senyum-senyum awan
Yang Hampir Pudar
Bunga-bunga indah
Yang Berguguran
Hilangnya Buaian-buaian angin
Yang Lembut
Tentang benang-benang
Yang kusut
Kaca-kaca yang retak
Dalam keluh kesahnya
Dekaplah…
Seribu pulau yang sedang piatu
Taburkan Bunga-bunga
Yang Kembali Mekar
Rentangkan benang-benang yang kusut
Satukan kaca-kaca yang retak
Dalam Satu Ibu
Agar Awan-awan Kembali Tersenyum
Dalam persembahahan
Nyanyian Anak-anak Seribu pulau
Untuk Satu
Ibu Pertiwi.
Febry abrar
Banjarmasin 10 april 2008
·  By zie_noer on Apr 10, 2008 | Reply
antara aku,angin, dan bangsaku
kala itu aku tersindir
oleh desir angin yang mengisyaratkan kegetiran
kalau bukan karena firman tuhan
aku tak akan sudi lagi menari
di atas hamparan mega birumu
tak sudi aku menyaksikan bangsamu
yang dipenuhi darah amarah
diamlah kau angin!
jangan kau salahkan bangsaku
kau hanya bisa mencibir
menyebarkan kejelekan bangsaku kenegeri-negeri tetangga
tidakkah kau ingat di negeri siapakah kau sedang menari
negeriku negeri suci
bangsaku bangsa beradab!
kesucian negerimu hanyalah rekayasa belaka
berapa juta galon darah tertumpahkan di negerimu
atas nama kesucian menurut versi bangsamu
kau kemanakan daftar orang-orang hilang
yang sampai aku serenta ini
tidak ada kabar yang jelas
itupun atas nama keberadaban
menurut versi bangsamu
sindiran itu masih mengabut dalam kalbuku
mengaburkan pandangan cintaku pada ibu pertiwi
akankah kecintaanku pada negeri ini luntur
akankah kidung cinta yang senentiasa kudendangkan pada ibu pertiwi harus terhenti
tak mungkin aku memandang sebelah mata
pada tanah airku yang kucinta
wahai dunia
tunggulah saatnya
ketika bangsaku telah sembuh
mercusuar dunia akan berada dalam tangan kami!
sang angin tersenyum sinis
dianggapnya aku bangsa bedebah yang membual
ia berlalu sambil berkata
semoga tuhan memberimu keberuntungan
ngayogyakarta hadiningrat
segaris dengan puncak merapi
10 April 2008
Salam kemerdekaan INDONESIA, MERDEKA, ALLAHU AKBAR…!
·  By zie_noer on Apr 10, 2008 | Reply
surat untuk kawan seperjuangan
‘desaku yang kusinta’
‘pujaan hatiku’
kawan,nyanyian itu masih kuingat betul
beberapa generasi setelah kita sering menembangkannya
nyanyian itu adalah ikrar cinta mereka pada ibu pertiwi
sungguh sayang
mengapa ikrar cinta yang sering mereka nyanyikan
kini tak lagi terdengar
apakah generasi setelahnya tak lagi mengenal
kawan,mungkin aku salah mempermasalahkannya
dunia ini telah berubah
umat manusia sudah terlalu akrab dengan istilah globalisme
tapi, apakah bangsa ini akan mampu hidup hanya dengan globalisme
yang menurutku hanyalah istilah gombal belaka
tidak kawan,globalisme tak akan mampu mencukupi kebutuhan bangsa ini
bangsa ini butuh reinkarnasi bung karno dan bung hatta
kita butuh proklamator handal
bukan provokator yang sering kita saksikan dalam layar kaca
kawan, hati ini sebenarnya menangis
ketika menyaksikan pertikaian bangsa kita sekarang
itukah penghargaan mereka terhadap jutaan kusuma bangsa yang berjuang angkat senjata
kawanku,mungkin sudah bukan waktunya lagi kita mengurusi bangsa ini
sudah banyak peluh mengucur demi sejengkal tanah air kita
berbagai pangkat dan jabatan pernah kita duduki
lebih baik kita duduk tentram bersama anak cucu kita
menyaksikan kedurhakaan penghuni tanah ini
kawanku,walaupun kita pernah berjuang untuk bangsa ini
jangan sakit hati bila saat mati kita disebut pengkhianat
ngayogyakarta hadiningrat
10 april 2008
Bangun…!!!
Silam tangisku memecah sunyi bumi pertiwi
Jadi hingar diantara bingar terdengar
Seperti menjamu tamu anak negeri
Dielu…dipuja…penuh selaksa harap
Aku masih diam meski jiwa merayu
Masih menggeleng tatkala kawan menyeru
Turun ke jalan…
Satu…dua sahabat masih setia padamu
Yang lain sudah digerogoti kebebasan tak terbatas
Lantang…tegap…katanya bela engkau
Bakar mimpi-mimpi busuk yang terlanjur merasuk
Rasanya tak usah tangisi langit negeri
Tak perlu jua menantang mendung bergemuruh
Karena sudah ada angin yang menghalau
Pelangi terkembang memanjang, usai itu…
Bangun saja dari tidur panjang dengan segepok pintalan mimpi
Malu menelusup karena bangsa ini tak pernah terlelap
Selalu terjaga untuk menjaga
Menguntai bhineka menjadi satu asa
Mematri cinta yang terlanjur dirasa
Jauh dalam jiwa ragawi…tak terbalas…
Aek Nabara, 2008
·  By Iva on Apr 11, 2008 | Reply
Penyakit dan Bangkit
Badannya penuh borok
mukanya penuh jerawat bernanah
kulitnya ditumbuhi bisul beringas
semua menambah bebannya
Hamparan kulit mulus yang dulu ku lihat
hancur tercabik-cabik luka
luka durjana karena bakteri yang memiliki otak pintar
pintar membuat luka di dalam hatinya
Jantung yang tertusuk perasaan marah
namun hanya gempa dan bencana yang dapat membalasnya
walaupun sudah berjuang melepas cinta
dalam tumbuhnya benih-benih pohon harapan
namun yang ada masih saja polusi laknat
untuk kegemukan segelintir kuman penyakit
Biarkan aku menjadi ulat
walaupun menjijikkan namun bisa menjadi kupu-kupu
yang memperindah parasmu
biarkan aku menjadi pohon
yang akan tumbuh kokoh beranak pinak
yang menyembuhkan lukamu
biarkan aku menjadi diriku
yang mencintaimu apa adanya
karena hanya turut menanggung hutang
dari orang yang tidak merasa harus bertanggung jawab
biarkan doaku menyelimutimu
biarkan cintaku membakar semua kelam sejarahmu
sekarang kita akan bangkit bersama
menyongsong hari esok yang cemerlang
yang tiada luka
matilah semua durjana
perusak bangsa, penyakit semesta.
damailah bangsaku, puaslah rakyatku.
·  By Ainun on Apr 11, 2008 | Reply
Indonesiaku………..
Kau Tak Lagi Harum Mewangi
Hutan Mu Tak Lagi Perawan Sejati
Karena Telah Di Jamah Di Kotori Dan Di Perkosa
Oleh Tangan Manusia Yang Tak Bertanggung Jawab
Mereka Tebangi, Mereka Bakar Dan Mereka Curi
Tanahmu Telah Di Nodai
Bumimu Yang Asri Kini Menangis Sedih
Karena Mereka Sudah Di Cemari
Lautmu Nan Indah telah Dikotori
nanti kalau ada lagi bolehkan pak?
SURAT BUAT GENERASI BERIKUTNYA.
:Indonesia 11 April 2008
Dalam remang cahaya lampu, kutulis surat untukmu.
Agar setiap kenangan terawetkan dalam tulisan.
1\ : Buat Anakku nanti
jika kau telah mampu membaca tulisan ini
mungkin saat itu kau mulai melawan hari
Aku ingin ceritakan tentang hariku dan negeriku
saat masih pagi dan langit biru
sebiru hati ditengah udara kota bertuba
Kupilih kupilah kenangan yang ada
hingga kuingat saat tumbuh ditanah tercinta
tanah yang hijau dengan langit seluas samuderanya.
aku lahir disebuah pulau
pulau terpadat dari puluhan ribu pulau
tapi yang ingin kuceritakan bukan tentang keindahannya
bukan tentang kekayaan alamnya, bukan pula
tentang ramahtamah penduduknya, bukan pula
tentang kesuburan dan kesejahteraannya
cukuplah kiranya kaudapatkan cerita itu
dari dongeng guru sejarahmu.
2\ : Janganjangan negeri kita telah digadaikan
Hari ini utang kita menumpuk, sudah sangat menumpuk
kuingin tahu darimu saat kau dewasa,
utang itu berkurang atau bertambah berapa ?
aku tak tahu bagaimana sebabnya
negeri yang kaya kekayaan alamnya
bisa miskin begini rupa
seperti tikus mati dilumbung padi.
tidak, aku tidak ingin ceritakan tentang rentenir
yang sering datang kesini
dan suka mencampuri urusan dalam negeri
aku juga tak ingin ceritakan tentang tetangga kita
diseberang samudera, yang menguras kekayaan alam kita
dan hanya meninggalkan sampahnya
dan suka pula mengintimidasi dengan senjata
tidak, aku tidak ingin ceritakan itu semua
aku juga tidak ingin menceritakan pejabat, pegawai
atau temanteman yang suka korupsi dana APBD atau APBN,
ditambah kolusi dan nepotisme disingkat KKN.
aku tak ingin menceritakannya, karena bisabisa aku diseretnya juga
aku ini bukan orang suci atau ulama
jadi jangan paksa aku menghakiminya,
tapi jangan cobacoba jadi koruptor
jika tak ingin gelisah tidurmu, atau ketangkap dan tekor.
tapi tenang jika kau dijebak atau menjebakkan diri dalam korupsi
tidak akan kau dihukum mati, apalagi jika kau bisa negoisasi
itu lebih bagus lagi, kau bisa dibebaskan atau setidaknya diringankan.
ah sudahlah jangan diperpanjang.
3\ : hari ini kita makin susah
aku hanya ingin ceritakan padamu
kemarin ada ibuibu membunuh anakanaknya dan dirinya sendiri
karena kabarnya sudah tak mampu lagi beli nasi.
susah cari kerjaan
maka banyak peminta dijalanjalan
ingin kukasih setiap orang
apa boleh buat, buat makan aja paspasan.
ada juga kisah gadis diperkosa,
banyak yang kira nafsu pemicunya
tapi kukira juga karena nikah mahal biaya
apalagi belum punya kerja
ada lagi cerita, orangorang keluar negeri jadi tenaga kerja
disana mereka disiksa, pulang hanya tinggal nama.
yang paling mengerikan perampokan dengan pembunuhan
tak bisa kubayangkan, dirimu hartaku satusatunya
dirampas dan diperbudak jaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar